Jumat, 17 Oktober 2014

Ir. H. Djan Faridz: Figur yang Tekun, Jujur, dan Penuh Dedikasi

Forum WARGA News - Jakarta, Ir. H. Djan Faridz dikenal sebagai pengusaha di bidang properti dan energi yang kemudian menjadi politisi. Pernah menjabat sebagai senator (anggota DPD RI) sekaligus menjadi Ketua PWNU DKI Jakarta. Mantan Bendahara Forum Ulama dan Habaib Betawi (FUHAB) itu juga sempat ancang-ancang mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta. Namun hal itu urung dilakukan karena dirinya dipercaya menjadi Menteri Perumahan Rakyat. Direktur Utama PT Priamanaya Djan International ini dikenal sebagai sosok yang low profil, tekun, jujur, dan penuh dedikasi pada setiap amanah yang dipercayakan kepadanya.


Djan Faridz dilahirkan di Jakarta, Sabtu, 5 Agustus 1950  buah cinta dari pasangan Mohammad Djan dan Aisha Djan. Dia menempuh pendidikan pada Sekolah Dasar (SD) St. Fransiskus lalu SMP Kanisius dan SMA Negeri 2 Jakarta (1966-1969). Setelah itu melanjutkan pendidikannya di Universitas Tarumanagara, dia lulus dengan gelar sarjana arsitektur.
Sebelum menjadi orang yang sukses, Djan Faridz muda mengawali bisnisnya dengan membuka usaha bengkel las, lama-kelamaan usahanya bekembang menjual alat-alat bangunan hingga menjadi pemborong perumahan. Pada  1996 Djan Faridz mendirikan PT. Dizamatra Powerindo, sebuah kontraktor swasta yang pernah digunakan Pertamina. Dia juga pernah bermain dalam usaha spekulasi tanah, dan pernah menjadi anggota Himpunan Pengusaha Muda Indonesia. Pelan tapi pasti namanya semakin berkibar, terlebih setelah sentuhan anak perusahaannya berhasil membuat Pasar Tanah Abang menjadi pusat grosir terbesar di tanah air yang pembangunannya dimulai sejak tahun 2002 dan diresmikan pada tahun 2005.
Pasar Tanah Abang yang dulunya pasar kumuh dan tidak memiliki fasilitas seperti lift, pendingin ruangan, dan fasilitas penunjang lainnya kini memiliki wajah yang amat bertolak belakang. Setelah fasilitasnya dilengkapi, pasar kumuh itu kini menjadi pusat bisnis yang berkembang pesat hingga menjadikannya sebagai pusat grosir terbesar di Asia Tenggara. Perputaran uang di pusat grosir ini bisa mencapai ratusan miliar perhari atau triliunan rupiah perbulan.
Setelah sukses di bidang properti, Djan Faridz belum merasa puas. Dia masih terus berupaya dengan penuh ketekunan, kejujuran, dan dedikasi untuk memperbesar bisnisnya agar bisa semakin banyak kesempatan untuk berbagi dengan sesama. Dia pun menancapkan bendera perusahaannya di sektor pertambangan dan energi yang tersebar di beberapa daerah seperti Riau, Semidang Aji, Baturaja, Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan. Di bidang listrik perusahaannya juga turut membangun pembangkit listrik di Rembang, Jawa Tengah, pembangkit listrik independen (independent power producer/IPP) dan pembangkit listrik di Lahat Sumatera Selatan.
Selain menjadi pengusaha, Djan Faridz yang dibesarkan di Gang Kenari Dalam, Kecamatan Senen, juga memiliki sejumlah pengalaman di dunia politik. Sejak 2009, dia terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari Provinsi DKI Jakarta dengan mengumpulkan suara sebanyak 200.000 suara, yang membuat dia menjadi kandidat nomor tiga. Sebagian besar dukungannya diperoleh dari warga NU dan pengusaha lain. Termasuk dari para alim ulama dan habaib Betawi serta jamaahnya. Dukungan dari warga NU mengalir kepadanya dikarenakan sejak tahun 2006 Djan Faridz telah aktif sebagai Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta hingga akhirnya terpilih menjadi Ketua Tanfidziyah PWNU DKI Jakarta periode 2011-2016.
Saat terpilih menjadi senator (anggota Dewan Perwakilan Daerah) salah satu misi pentingnya untuk Kota Jakarta adalah mengembangkan rancangan kebijakan – perundangan – yang relevan untuk mengatur, rancang bangun tata ruang perkotaan Jakarta dalam kedudukannya sebagai Kota Internasional. Kecintaannya kepada Betawi begitu gamblang terlihat saat dirinya menjadi anggota DPD, dia mengutamakan pelestarian budaya Betawi dan meningkatkan kemampuan ekonomi Jakarta, dengan mengutamakan pasar tradisional.
Landasan perjuangan Djan Faridz di DPD adalah visinya yang ingin memberikan inspirasi, gagasan, dan tindakan yang tepat terhadap dinamika modernitas kehidupan dan atmosfir relijius bagi kehidupan Warga Jakarta dan kemajuan kota Jakarta sebagai ibukota negara. Selain itu Djan Faridz juga mempunyai misi diantaranya mengembangkan rancangan kebijakan (perundangan) yang relevan untuk mengatur rancang bangun tata ruang perkotaan bagi Jakarta dalam kedudukannya sebagai Kota Internasional.
Lalu pemanfaatan potensi sumber daya geografis dan sumber daya ekonomi bagi kemakmuran warga Jakarta. Dari sisi budaya dan ekonomi juga dia  angkat melalui pengayoman warga Betawi mencakup atmosfir kehidupan religius, konservasi nilai budaya Betawi, dan potensi sosial ekonomi warga yang tangguh dan adaptif terhadap dinamika Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan pusat perekonomian nasional.
Landasan perjuangan di DPD itu pulalah yang mendorong dirinya berancang-ancang mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Pemilukada DKI Jakarta 2012 lalu. Namun hal itu urung dilakukan kendati sekalipun mendapatkan dukungan baik dari partai dan sejumlah organisasi masyarakat. Sebelum pemilu dilaksanakan, putra dari pasangan Mohammad Djan dan Aisah Djan ini, keburu diangkat untuk mengarsiteki Kementerian Perumahan Rakyat oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kabinet Indonesia Bersatu II pada pada 19 Oktober 2011.
Karena diminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjadi Menteri Perumahan Rakyat (Mempera) di Kabinet Indonesia Bersatu II, diapun mengundurkan diri dari bursa pencalonan Gubernur DKI Jakarta. Amanat sebagai Menteri Perumahan Rakyat (Mempera) dijalaninya dengan penuh dedikasi sebagai baktinya kepada nusa dan bangsa. Dengan tugas sebagai menteri yang mengurusi perumahan rakyat, ia dihadapkan pada tugas yang lebih besar. Tidak hanya menata pemukiman Kota Jakarta untuk menjadi lebih baik, namun seluruh wilayah Indonesia. Hal inilah yang membuatnya tertantang untuk mengurusi perumahan rakyat di seluruh Indonesia.
Salah satu tantangan yang dihadapinya untuk tiga tahun sebagai Menteri Perumahan Rakyat adalah mengatasi masalah kekurangan (backlog) rumah. Di mana berdasarkan data Badan Pusat Statistik, 2010 kekurangan rumah mencapai 13,6 juta unit dengan laju kekurangan rumah 700.000 unit per tahun. Untuk mengatasi kekurangan tersebut, pemerintah menuangkannya dalam Program Pembangunan Pro Rakyat Klaster IV nya yakni membangun rumah sangat murah sebanyak 350 ribu unit dan rumah murah sebanyak 650 ribu unit hingga 2014 dan menyediakan rumah bagi warga Indonesia eks Timur-Timor yang berada di daerah perbatasan Nusa Tenggara Timur - Timor Leste sebanyak 29.992 unit.
Pengalaman Djan Faridz sebagai pengusaha properti kelas menengah ke bawah, sangat mendukung untuk menjalankan tugas-tugasnya sebagai menteri perumahan rakyat. Dunia properti bagi suami Nini Widjaja ini bukan lagi barang baru baginya, apa lagi latar belakang pendidikannya sebagai seorang sarjana arsitektur. Selain itu, ia juga seorang organisator yang mumpuni yang sukses memimpin perusahaannya, PT Priamanaya Djan International sejak tahun 1996. Ia berhasil merintis dan memimpin perusahaannya mulai dari bawah hingga melebarkan sayap ke berbagai sektor.

Calon Ketua Umum DPP PPP
Prestasi gemilang yang telah dicapai oleh Ir. H. Djan Faridz itu, membuat politisi dari PPP itu digadang-gadang pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP se-Indonesia untuk maju sebagai balon Ketum DPP PPP menggantikan DR. H. Suryadharma Ali di Muktamar VIII mendatang. Atas desakan dari jajaran pengurus DPW PPP dan DPC PPP se-Indonesia serta restu dari DR. H. Suryadharma Ali (SDA) akhirnya Ir. H. Djan Faridz pun mendeklarasikan diri maju sebagai Calon Ketua Umum DPP PPP pada Muktamar VIII mendatang.
Acara deklarasi yang diselenggarakan di Hotel Continental, Jakarta, Jumat malam (26/9) lalu itu memang dihadiri Ketum DPP PPP DR. H. Suryadharma Ali. menurut Djan Faridz, dukungan dari SDA itu karena dirinya dianggap mampu meneruskan cita-cita SDA untuk membesarkan partai. Membumikan PPP sebagai Rumah Besar Umat Islam di persada ini. "SDA ini ingin, penerusnya bisa melanjutkan cita-cita beliau untuk membesarkan PPP. Beliau meminta saya untuk maju jadi ketua umum. Secara prinsip untuk PPP saya siap," ujar Djan Faridz.
Ditambahkan Djan Faridz, SDA akan menyelenggarakan muktamar nanti agar saat turun dari ketua umum partai, ada yang bisa melanjutkan cita-citanya. Bila memang amanah itu bisa dipercayakan padanya, Djan Faridz berjanji akan menjadikan PPP sebagai Rumah Besar Umat Islam. PPP akan menjadi partai yang lebih terbuka bagi seluruh Ormas Islam yang ada. PPP akan membuka pintu selebar-lebarnya. “Nanti, di kemudian hari, PPP menjadi tempat aspirasi bagi seluruh umat Islam," ujarnya.
Disinggung soal muktamar yang digelar SDA, Djan Faridz mengatakan bahwa muktamar ini terbuka bagi siapapun, termasuk bagi kubu Emron Pangkapi Cs. "Dalam muktamar nanti, Emron Cs harus hadir. Bahkan, bagi yang mau mencalonkan jadi ketua umum pun dipersilakan. Kalau ada calon lain yang mau maju, silakan. Siapa pun kader yang akan menjunjung dan membesarkan PPP ini diberi kesempatan yang sama memimpin," ujarnya.
Soal dukungan pencalonannya, Djan Faridz mengaku optimis. Sebab, sudah beberapa daerah yang dikunjungi, menyambut positif pencalonannya. Menurutnya, DPW PPP seluruh Jawa, NTB, NTTSumatera, DPW Kalimantan, Sulawesi dan lainnya semua positif mendukung. Mereka merasa ada pembaharuan. Karena baru kali ini ada tokoh pengusaha yang mau maju memimpin PPP.
Sejauh ini, katanya, langkah untuk merebut kursi nomor satu di partai berlambang kabah itu didukung oleh DPW PPP dan DPC PPP se-Indonesia. "Alhamdulillah DPW dan DPC mendukung saya mencalonkan diri sebagai ketua umum. Pemilik hak suara pada Muktamar nanti adalah ketua dan sekretaris DPW dan DPC. " DPW 33 kali dua. DPC 520 kali dua. Target saya 50 plus 1 suara ," ungkap Djan Faridz yang menjanjikan jika dirinya menjadi Ketua Umum DPP PPP tidak akan rangkap jabatan karena akan mendedikasikan semua kemampuan yang dimilikinya untuk membesarkan partai.

Jamiel Loellail Rora

Tidak ada komentar :

Posting Komentar